berbagi cerita, pengetahuan, dan informasi menarik lainnya...

.:: Hanya karena cara Tuhan tak dapat dimengerti, bukan berarti cara Tuhan salah dan caramu sendiri benar ::. | by Efri Harefa Download: Fast, Fun, Awesome

Gunung di Indonesia yang kacaukan penerbangan


Gunung-gunung di Indonesia sebagai besar berstatus gunung berapi yang aktivitasnya melebihi pegunungan normal. Meski indah dipandang mata, gunung-gunung itu nyatanya juga sering membawa musibah. Bukan hanya bagi penduduk sekitar, tapi pada transportasi udara yang kebetulan melintas di atasnya.



Beberapa kecelakaan pesawat tercatat beberapa kali terjadi di sekitar pegunungan. Peningkatan aktivitas gunung mengganggu sistem kerja pesawat tersebut.

Berdasarkan penelusuran merdeka.com dari berbagai sumber, berikut beberapa gunung yang ketika aktivitasnya meningkat mengacaukan penerbangan.

Gunung Galunggung.

Gunung berapi dengan ketinggian 2.167 meter di atas permukaan laut itu terletak sekitar 17 kilometer dari pusat kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Di tahun 1982, gunung ini pernah meletus dan menyemburkan abu vulkanik yang sangat dasyat. Akibat letusan itu, kota Tasikmalaya, Bandung, Bogor hingga Jakarta mendadak gelap seketika. Abu-abu yang berterbangan ke udara sempat menggangu penerbangan yang melintas di atasnya. Abu itu mampu mematikan mesin pesawat. Setidaknya hal itulah yang dialami pesawat yaitu Boeing 747 British Airways yang mendarat darurat di Bandar Udara Halim Perdanakusuma sekitar bulan Juni 1982. Kejadian yang sama berulang pada bulan Juli 1982. Saat itu, pesawat jumbo Boeing 747 Singapore Airlines nomor penerbangan 21A dari Singapura menuju Sydney dan Melbourne terpaksa mendarat di Halim Perdanakusuma karena debu vulkanik Galunggung yang menggangu mesin pesawat.

Gunung Sinabung.

Gunung yang terletak di dataran Tinggi Karo, Kabupaten Karoitu, termasuk salah satu dari dua gunung berapi yang aktif di Sumatera Utara, selain Gunung Sibayak. Insiden meletuskan gunung ini pada tahun 2010 lalu telah membuat abu vulkanik berterbangan ke udara dan mengganggu jarak pandang penerbangan.

Gunung Sibolangit.

Gunung ini terletak kecamatan di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Indonesia, berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Karo. Tebalanya asap yang menyelimuti gunung itu telah membuat pesawat Garuda Indonesia Penerbangan GA 152 jatuh di Desa Buah Nabar, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Kecelakaan ini menewaskan seluruh penumpangnya yang berjumlah 222 orang dan 12 awak. Meski belakang tersiar kabar bahwa kecelakaan itu terjadi karena miskomunikasi antara ATC Bandara Polonia Medan dan pilot GA 152, namun kondisi alam disekitar gunung juga tak luput menjadi salah satu penyebab.

Gunung Salak.

Gunung berapi yang terdapat di pulau Jawa, ini memiliki dua puncak, yaitu Puncak Salak I dan Salak II. Kondisi cuaca di gunung ini memang sulit diprediksi. Jika pagi harinya cukup terik, tiba-tiba saja menjelang tengah hari kabut mendadak menyelimuti gunung. Puncak mendadak gelap dan jarak pandang menjadi terbatas. Tak hanya itu, angin di sekitar gunung juga sangat kencang. Kondisi cuaca yang demikian tak jarang mengganggu penerbangan. Dan mungkin hal itu pula lah yang menyebabkan pesawat Sukhoi Superjet 100 menabrak tebing dan jatuh ke dalam jurang.

Mungkin ini hanya kondisi geografis beberapa gunung yang dianggap rawan untuk penerbangan. Namun, tetap saja alam tidak bisa disalahkan. Dugaan hanya mengarah pada dua objek,l yaitu human error atau kelaikan pesawat itu sendiri.



Sumber: merdeka | Berita Sukhoi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Admin Catatan Ku Tidak selalu Online untuk memantau Komentar yang Masuk, Jadi tolong berikan Komentar Anda dengan Pantas dan Layak dikonsumsi oleh Publik. No SARA, SPAM dan Sejenisnya.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...